BPBD DAN DINAS PMD KABUPATEN NGAWI GELAR SOSIALISASI KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI RAWAN BENCANA DI KECAMATAN SINE

Sine, 19 Mei 2025 — Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Ngawi dalam memperkuat ketahanan masyarakat terhadap bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Ngawi menggelar kegiatan Sosialisasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Rawan Bencana, bertempat di Gedung Serba Guna Kecamatan Sine.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program strategis daerah dalam mitigasi bencana berbasis masyarakat, dan diselenggarakan dengan tujuan untuk membekali warga serta perangkat desa dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam menghadapi risiko bencana yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama di wilayah Kecamatan Sine yang tergolong rawan bencana tanah longsor dan kekeringan musiman.

KEGIATAN DIHADIRI BERBAGAI UNSUR MASYARAKAT DAN APARATUR DESA

Sosialisasi ini diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri dari perangkat desa, tokoh masyarakat, anggota BPD, kader desa tangguh bencana, pendamping desa, perwakilan karang taruna, dan unsur PKK dari desa-desa di Kecamatan Sine. Kehadiran mereka menjadi bukti nyata bahwa kesadaran akan pentingnya penanggulangan bencana mulai tumbuh di tingkat akar rumput.

Acara dibuka oleh perwakilan dari BPBD Kabupaten Ngawi. Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPBD Kabupaten Ngawi, Bapak Prila Yuda Putra, S.H., M.Si., yang berhalangan hadir, diwakili oleh Plh. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Bapak Fadhol Hadi Wijaya, S.Sos. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa kegiatan KIE ini merupakan sarana penting untuk membangun kesadaran kolektif terhadap risiko bencana.

“Bencana tidak mengenal waktu dan tempat. Oleh karena itu, masyarakat harus dibekali pengetahuan dan langkah-langkah preventif agar tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga mampu berperan aktif dalam penyelamatan diri dan lingkungan sekitar. Kesiapsiagaan masyarakat adalah kunci utama dalam pengurangan risiko bencana,” ujar beliau.

PERAN AKTIF DINAS PMD: MEMBANGUN KETANGGUHAN DESA

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Ngawi, Bapak Kabul Tunggul Winarno, S.IP., yang juga berhalangan hadir, diwakili oleh perwakilan dari Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Lembaga Kemasyarakatan Desa. Dalam sambutannya, perwakilan PMD menyampaikan bahwa penanggulangan bencana harus dimulai dari penguatan kapasitas kelembagaan di tingkat desa.

“Desa memiliki potensi luar biasa sebagai ujung tombak pengelolaan risiko bencana. Melalui penguatan kelembagaan seperti LPMD, Karang Taruna, dan PKK, serta pembentukan relawan desa tangguh bencana, kita mampu menciptakan sistem pertahanan sosial berbasis kearifan lokal,” ungkapnya.

Dinas PMD menekankan pentingnya sinergi antara regulasi desa (seperti perdes kebencanaan), anggaran dana desa, dan pelibatan warga dalam setiap proses pengambilan keputusan terkait kebencanaan. Perwakilan desa didorong untuk menyusun Rencana Kontinjensi Desa dan Peta Risiko Bencana yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.

ISI SOSIALISASI: DARI MITIGASI HINGGA SIMULASI

Dalam sesi materi, peserta diberikan pemaparan tentang:

  • Jenis dan karakteristik bencana yang sering terjadi di wilayah Kabupaten Ngawi, khususnya di Kecamatan Sine.
  • Konsep dasar pengurangan risiko bencana (PRB) dan peran masyarakat dalam siklus bencana.
  • Sistem peringatan dini berbasis komunitas.
  • Strategi evakuasi mandiri dan pembentukan titik kumpul aman di desa.
  • Penyusunan rencana aksi cepat tanggap berbasis data lokal.

Selain itu, kegiatan ini juga menghadirkan simulasi singkat tentang tanggap darurat saat terjadi bencana alam, seperti tanah longsor atau gempa. Peserta diajak untuk mempraktikkan bagaimana mengevakuasi diri dengan aman, berkoordinasi dalam tim, serta mengidentifikasi jalur evakuasi di wilayahnya masing-masing.

ANTUSIASME PESERTA TINGGI, KOMITMEN PEMERINTAH KUAT

Suasana kegiatan berlangsung interaktif dan antusias. Beberapa peserta mengajukan pertanyaan seputar keterbatasan alat peringatan dini, teknis penanganan korban luka ringan, hingga strategi pendanaan kegiatan tanggap darurat di tingkat desa.

Kegiatan ini disambut baik oleh seluruh peserta. Salah satu peserta dari Desa Gendol, ibu Yuli, menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa karena sering kali informasi mengenai kebencanaan belum sampai secara menyeluruh.

“Kami jadi tahu langkah-langkah konkret yang harus diambil saat bencana terjadi. Harapannya, pelatihan seperti ini bisa dilakukan secara berkala sampai ke tingkat RT,” ucapnya.

Pemerintah Kecamatan Sine menyambut baik kegiatan ini dan menyatakan kesiapannya untuk mendukung desa-desa dalam mengimplementasikan hasil dari sosialisasi tersebut.

PENUTUP DAN RENCANA LANJUTAN

Kegiatan ditutup dengan penyerahan materi sosialisasi, dokumentasi kegiatan, dan foto bersama seluruh peserta serta narasumber. Dalam penutupnya, BPBD dan Dinas PMD menyampaikan bahwa kegiatan serupa akan terus dilakukan secara bertahap di kecamatan lain di Kabupaten Ngawi, sebagai bagian dari upaya membangun “Desa Tangguh Bencana” yang berkelanjutan.


Melalui kegiatan Sosialisasi KIE Rawan Bencana ini, Pemerintah Kabupaten Ngawi berkomitmen penuh membangun budaya sadar bencana di tengah masyarakat, guna mewujudkan lingkungan yang aman, tangguh, dan siap menghadapi tantangan bencana di masa depan.