PEGELARAN WAYANG KULIT

Pada tanggal 25 Agustus 2024, sebuah pagelaran wayang kulit spektakuler digelar di Kecamatan Sine dalam rangka penutupan serangkaian acara peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia. Pagelaran ini menampilkan dalang kenamaan, Ki Sigit Ariyanto, SSn, dengan lakon “Antaseno Krido.”

Lakon ini mengisahkan Antasena, putra bungsu dari Bimasena (Werkudara) dan Dewi Urangayu, putri Bathara Mintuna. Antasena, yang tidak muncul dalam wiracarita Mahabharata asli, merupakan sosok khas dalam pewayangan Jawa. Ia digambarkan sebagai pribadi yang polos, lugu, namun teguh dalam pendirian. Dalam kesehariannya, Antasena selalu menggunakan bahasa yang lugas, tanpa basa krama, meski berbicara kepada siapapun. Sebagai anak Bima yang paling sakti, Antasena memiliki kemampuan luar biasa: ia dapat terbang seperti Gatotkaca, menyelam di dalam air, amblas ke bumi, serta memiliki kulit yang dilindungi sisik udang, membuatnya kebal terhadap segala jenis senjata.

Pagelaran ini berhasil menyampaikan pelajaran berharga tentang kejujuran, keteguhan hati, dan keberanian. Masyarakat diingatkan untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan kesederhanaan, sebagaimana yang dicontohkan oleh tokoh Antasena.

Acara ini dihadiri dan dibuka oleh Bupati Ngawi, yang menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya pagelaran ini sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya Jawa, khususnya wayang kulit, sekaligus sebagai penutup dari seluruh rangkaian acara peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI.